Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan baca shodaqollohul'azim bid'ah inilah pendapat Buya Yahya, UAS & UAH

Boleh enggak sesudah membaca Al-Qur'an membaca sadaqallahulzim? Tidak pernah ada sunahnya. Kalau hanya bolehkah atau tidak boleh? Ini ulama lebih cenderung mengatakan lebih baik jangan. Lebih baik jangan. Karena sadaqallahulzim tidak pernah ada riwayat dari Nabi sallallahu alaihi wasallam. Artinya Allah maha benar. Tanpa diucapkan pun Allah pasti benar. Gak usah diucapin juga tetap Allah maha benar. Baca Al-Qur'an sadaqallahulazim. Ini pun juga bidah. Yang benar ada satu hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam

kalau enggak salah riwayat Imam Nasai apa Ibnu Majah. Setelah selesai setelah selesai membaca Al-Qur'anul Karim di luar salat tentunya kita membaca apa? Subhanakallahumma wabihamdika ashadu alla ilahailla anta astagfiruka wa atubu ilaik. Itu yang benar bukan sadaqallahuladzim. Apa hukumnya setelah kita baca beberapa ayat mengakhiri dengan sadaqallahuladzim? Ada bukunya di rumah. Satu buku saya kalau cukup waktu mau saya buat bedah buku tiap minggu. Bedah buku tentang masalah bismillah. Bedah buku tentang

masalah sodqallah. Satu buku ditulis ulama Mesir tentang disyariatkannya sodqallah selesai baca Quran. Di antara dalilnya watammat kalimatubikaidqo. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu yang maha benar. Sidqo shodqah. Maka setelah itu kita katakan, "Maha benar Allah ni. Sadaqallahuladzim." Baik. Bukan bidah. Bukunya ada di rumah. Kalau orang mau selesai baca Al-Qur'an itu ya terserah Anda ngomong apa. Setelah misalnya setelah selesai ayat kemudian selesai itu ya boleh cuma gak ada pahalanya. Selesai

diganti selawat juga boleh nanti jadi bidah kalau selawat ajib. Kalau selesai enggak bidah, Mas. Aneh maksudnya itu lafaznya sodqallahulazzim secara zahir lafaznya begitu tapi maknanya ngasih tahu kalau saya sudah selesai. Yang pertama memberitahu kalau selesai baca Al-Qur'an. Kemudian di situ makna irar pengakuan kalau bahwasanya firman Allah semuanya benar dan lafaz. Nah, shodqallahul adzim shodqah maha benar Allah yang maha agung. Benar gak Al-Qur'an benar. Kalau orang mengatakan bahwasanya

selesai itu tidak bidah, mengatakan sodqallahulim juga seharusnya tidak bidah. Di Al-Qur'an memang ada lafaz sodqallah. Kemudian diiktibas, diambil oleh orang yang baca Al-Qur'an di akhir diletakkan di akhir punya makna yang artinya apa? Selesai maknanya. Lebih dari itu disebut nama Allah ada zikirnya kemudian ada makna pengakuan ikrar bahwasanya Allah apa yang difirmankan Allah adalah benar. Ada ada sodqallah qul sodqallah ada. Biarpun memang bukan di dalam urusan orang baca Al-Qur'an. Memang ada riwayat

dari Nabi waktu kemarin Sayidina Abdullah bin Mas'ud ini ada riwayat sini waktu Sayyidina Rasul minta ya Abdullah bin Mas'ud bacakan Al-Qur'an lalu Nabi mengatakan hasbuk cukup. Itu kan Nabi yang ngomong yang baca orang lain. Masa saya yang baca sendiri bilang hasbuk. Ya enggak benar malahan ya saya yang selesai biar ada jeda. Sodqallahzim. Kemudian adalah pembiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik menghentikan itu bukan suatu yang salah. Jadi kadang-kadang beginilah kita disibukkan dengan dengan orang-orang dikitakan

bidah. Anda baca sodqallahuladzim. Kalau gak mau ganti Allah. Ketahuilah wahai orang yang beriman, Al-Qur'an itu semuanya benar dan engkau harus mendengar. Gitu saja diganti gitu sudah enggak usah pakai sodqahim kalau takut bidah. Setelah selesai misalnya apa? Wah samiul alim. Ketahuilah wahai ahli iman ini Al-Qur'an harus kau dengar dan kau amalkan. Assalamualaikum. Boleh begitu bidah lagi nanti terus ngomong apa yang enggak boleh mengatakan begini. Nabi mengajarkan begitu itu yang enggak

boleh. Jadi cobalah sedikit orang yang suka membid'ahkan itu. Anda jangan bikin perpecahan di tengah umat gitu. mengajak berjuang menyelurus merapatkan barisan. Ini fatwanya tersebar beberapa waktu yang lalu. Wah, fatwanya gede. Panjang lagi. Panjang lagi. Nyinggung ke sana sini lagi. Bidah. Bidah. Enggak pernah diajarkan Nabi bahasanya apa? Kalau memang itu kebaikan, pasti sahabat Nabi orang pertama yang menjalankannya. Wah, ini kalimat yang enggak pernah lepas dari omongan mereka. Banyak yang sahabat Nabi tidak

melakukannya, tapi diakui oleh para ulama. Sahabat Nabi tidak pernah terbukti kalau beliau mengumpulkan zikir, ayat kursi dan sebagainya. Tapi ulama mengumpulkan tapi diambil dari siapa? Dari Nabi. Semuanya susunan zikir mah suka-suka. Jangan setelah itu berkata, "Susunan seperti yang kamu baca di masjid itu tidak pernah dilakukan sahabat Nabi. Kalau memang susunanmu itu benar, pasti sahabat Nabi nyusun kayak kamu." Karena sahabat Nabi lebih tahu loh jadi rupat p agama. Ada orang-orang semacam itu. Kami

himbau, hai saudara-saudaraku, di dalam mencermati masalah kesalahan dan bidah itu jangan terburu-buru. Dan yang mengatakan sodqallahulazim, mereka tidak mengatakan itu wajib kok baca sodqallahzim. Kemudian waktu mengatakan sodqallahzim, dia mengatakan nabi mengajarkan seperti ini. Tidak. Paling tidak itu masuk bab tsana, menyanjung Allah dengan firman tersebut atau zikir karena ada nama Allah. Apakah ada batasan zikir diletakkan di sana sini? Kamu tidak boleh berzikir setelah baca Al-Qur'an? Ada. Tidak boleh menyanjung

Allah baca? Tidak ada. Yang jelas membaca sodq tidak pernah ada larangan. Selagi tidak ada larangan, dikembalikan kepada ini apa yang diucapkan dan apa maksudnya. Maksudnya adalah memberitahu kalau kita sudah berhenti dan kalimat yang dibaca adalah kalimat mulia, ada nama Allah, kalimat zikir, kalimat fsana, sanjungan kepada Allah subhanahu wa taala. Selesai. Kami ingatkan yang biasa dikit-dikit mengatakan bidah, tolonglah tarik diri Anda dari kalimat-kalimat itu. Anda bikin sakit orang, bikin masalah di sana

sini. Sudah begitu katanya ingin mempersatukan umat, ingin ngajak berjuang bareng, saya peluk Anda, Anda tusuk saya tuh bagaimana Anda itu? Ini problem. Makanya kita itu paling sebetulnya bersatu itu senang, indah, tapi kalau sudah ketemu manusia begitu ini repot. itu lihat di majalah yang disebarkan itu bidah. Itu ada majalah-majalah, ada fatwa-fatwa yang besar bidah ajib. Sodqallah bidah, sodqah bidah ajib. Itu adalah problem kita. Ini adalah problem orang-orang seperti itu. Sehingga orang jadi mudah bermusuhan. Gara-gara

dengar begitu bidah sama saudara sudah tidak akur lagi. Bidah itu perlu dicermati. Jangankan gampang-gampang mengatakan itu bidah. Baik. Besok diganti kalau gak mau. Kalau gak mau sadaqal adzim diganti aja ya. T gimana? Wahai hamba-hamba yang beriman saya sudah selesai membaca Al-Qur'an dan ingat mohon diamalkan Al-Qur'annya. Mau diganti gitu kurang sedap tambahan pakai bahasa Indonesia. Sodqallahuladzim. Sodqah artinya apa? Maha benar Allah yang maha agung atas segala firman-Nya. Ikrar dari diri kita dan yang lain pun

harus mengakui itu. Selesai. Wallahuam bisawab. Terkait dengan pernyataan ini, sadaqallahulzim gitu kan. Setelah menunaikan bacaan Al-Qur'an. Ingat bacaan Al-Qur'an itu ibadah. Tapi perbuatan setelahnya yang menutup itu bukan termasuk rangkaian bacaan Al-Qur'an. Sehingga tidak membutuhkan dalil untuk menutup itu. Ya, misalnya mau diam aja enggak ada masalah. Sekarang kalau diam misalnya berarti enggak sesuai sunah Nabi. Karena Nabi ngajarin diam. Dari mana tahunya Nabi diam? Sama aja kan. Maka di sini ada

takrim dari ulama untuk membenarkan ajaran Al-Qur'an. Takrimnya itu dari isyarat Nabi. Apa isyaratnya? Buka lagi di Annasai. Jadi ngajinya perdalam. Buka kitab Sunan An-Nasai jilid yang ketiga halaman 188. Di situ Nabi sering menyampaikan khotbah Jumat pembuka. Bahkan ustaz-ustaz ini pun nyampaikan sebetulnya di setiap pembuka Jumat. Kitabullah wirul had Muhammadinallahu alaihi wasallam bidah bidat. Ya kadang-kadang ada tafsiran gitu kan. Maka kita meyakini bahwa perkataan firman yang paling benar mutlak adalah

kitabullah. Asq itu paling benar. Kalau kita ingin membenarkan apa yang disampaikan Nabi ingin mengatakan benar ya Rasulullah Quran itu benar kitabkan Al-Qur'an maka kita katakan shodqallah wasodqa rasuluh. Ya kan Allah maha benar dan Rasulnya benar ketika menyampaikan. Kenapa khatib yang mengatakan sodqallah wodqah rasul enggak disoal ya kan. Nah, kalimat itu kalau kita ingin bawa untuk membenarkan Al-Qur'an setelah kita baca maka kita katakan sadaqallahulzim. Seakan-akan kita takrim dan mengamalkan

apa yang ditunjukkan oleh Nabi ketika Nabi mengatakan fainna asdaqal hadisi kitabullah. Yang paling benar, yang harus kita yakini, kita amalkan adalah kitabullah itu Al-Qur'an. Maka kita baca Al-Qur'an. Begitu kita baca yang kita baca itu bukan sekedar baca karena bukan kitab biasa. Maka kita yakini ini kebenarannya. Ini harus kita amalkan. Maka kita ungkapkan dengan lisan kita sadaqallahulazzim dari mengambil dari isyarat Nabi, dari kalimat tadi. Dan itu ulama yang meriwayatkan sampai dengan ke kita.

Ulama mempraktikkan ya kan. Jadi tidak ada masalah di sini enggak kita enggak bisa hukumi bidah. Bidah itu terkait dengan ibadah. Ibadah itu saat bacaan Qurannya sementara ini di luar Al-Qur'an ya kan. Kan enggak ada contohnya dari Nabi. Ingat Joni. Jadi kan setiap hukum itu kan ada empat tadi itu ya. Enggak semua kalau enggak ada contoh enggak dikerjakan. Sekarang kita balik tanya contohnya apa coba. Kan enggak ada. Dari situ kita ambil isyarat takrim untuk memuliakan Al-Qur'an diambil tadi dan

tidak bertentangan dengan syariah. Jadi ngajinya kita perdalam lagi dalam konteks itu.